Senin, 31 Oktober 2011

BNP2TKI Jangan sekedar menuntut HRD Korea, Tapi berbenahlah.

Agenda pertemuan dengan Presiden Human Resources of Korea (HRD Korea) Yu Jae Sub, di Jakarta hanya menuntut usulan tanpa tindak pembenahan terutama pada penempatan TKI Ke Korea Selatan.

Kelima agenda yang diusulkan Kepala BNP2TKI itu meliputi, peningkatan jumlah kuota, kepastian pengumuman tes kompetensi bahasa Korea (Korean Language Test) yang diharapkan bisa dilaksanakan pada bulan Mei, penempatan TKI di sector services (hotel, spa dan restaurant), perpanjangan kontrak dari 3 tahun menjadi 5 tahun dan kenaikan gaji secara bertahap.

Persaingan tenaga kerja ke korea sampai saat ini semakin ketat. Banyak kwalitas tenaga kerja di luar Indonesia yang lebih berkwalitas. Bagaimana kwalitas TKI di sana, bagai mana pelaksanaan EPS TOPIK di negara lain. Adakah permasalahan seperti di Indonesia. Seyogyanya BNP2TKI harus berbenah mana kala kita meminta pihak HRD Korea untuk menaikkan kuotanya. Benar tidak kwalitas bahasa yang telah di ujikan sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. atau hanya syarat yang penting jumlah tenaga kerja kita meningkat dan ada nilai ekonomis yang di dapat organisasi atau lembaga negara.

BNP2TKI harus mawas diri ketika menyelenggarakan penempatan yang tidak profesional. Hanya terkesan bahwa penempatan TKI korea yang penting jumlah kwota terus naik, sementara pelaksanaan penempatan dan rekruitmen amburadul.

Sehingga apa yang menjadi tuntutan BNP2TKI ke HRD Korea hanya isapan jempol. dan tak tahu diri. Kemungkinan HRD Korea justru akan meninjau ulang pelaksanaan Test EPS TOPIK Bahasa Korea di Indonesia.

Ketimpangan yang terjadi, Direktur Penempatan BNP2TKI harus lebih memaksimalkan rekruitmentnya dari pada harus meminta dan merengek rengek ke HRD Korea untuk jatah TKI Korea. Penempatan BNP2TKI harus lebih baik ketika kecurangan penyebab molornya pengumuman EPS TOPIK Bahasa Korea di Indonesia.

Peserta test EPS TOPIK 2011 di nyatakan mengulang. Ada apa gerangan ??

Pengumuman EPS TOPIK Bahasa korea untuk CTKI Akhirnya di umukan juga. Walaupun pengumuman tersebut penuh tanda tanya. Ada apa gerangan sampai dengan Bulan Akhir Oktober 2011 baru di umumkan. dari 14 ribuan Pendaftar di nyatakan lulus kisaran 6 ribuan. Sedangkan yang 2 ribuan dinyatakan mengulang.

Apa yang sudah di perkirakan bersama terjawab sudah. Banyaknya kecurangan yang terjadi dalam pelaksanaan Ujian EPS TOPIK Bahasa Korea. BNP2TKI harus berbenah, agar peristiwa seperti ini tidak terulang kembali. Bukan jawaban yang di lontarkan BNP2TKI atas kecurangan akibat calon TKI itu sendiri. Namun isu yang berkembang dan dapat di yakini kebenarannya adalah akibat di bangun dari dalam BNP2TKI itu sendiri.

Tata cara pelaksanaan ujian minimal peserta harus punya modal bahasa korea. Sehingga tidak hanya cara instant yang di bangun. Yang penting lolos ujian bisa berangkat. Tetapi dampak dari ketidak tahuan bahasa akan menjadi TKI kita tidak mampu berkomunikasi bahasa korea. Pada hal TKI ke Korea Selatan harus mampu berbicara dan menterjemahkan komunikasi bahasa korea. Test EPS TOPIK Hanya syarat formal yang mungkin bisa terjadi kecurangan seperti saat ini.

Senin, 03 Oktober 2011

ADA APA MOLORNYA PENGUMUMAN EPS TOPIK 2011

Beginikah rakyatmu kau sengsarakan dengan ketidak pastian Test EPS - TOPIK Bahasa Korea th. 2011 yang tidak di tangani dengan baik dan hanya menambah sengsara mereka.

BNP2TKI merupakan badan yang menaungi ketenaga kerjaan di Indonesia khusus TKI. Dalam bulan Juli s/d Oktober 2011 Masyarakat pencari kerja di Indonesia resah adanya ketidak jelasan penanganan CTKI Ke Korea. Dari molornya pengumuman yang berkepanjangan.

Info sementara yg di dapat bahwa HRD Korea sebagai lembaga penerima TKI di Korea merasa di curangi oleh penyelenggaraan Test EPS TOPIK di Indonesia sebagai syarat kerja ke Korea. Dari info sementara di lapangan ternyata demikian yang terjadi. Mulai dari perjokian, Model kecurangan dengan jawaban melalui SMS dan yang lain.

Ini bukan lagi rahasia umum, bahkan banyak isu yang berkembang, Dalam hal ini BNP2TKI telah bermain dengan menggunakan orang 2 sebagai kaki tangan di lapangan. Nampaknya sudah barang tentu kecurangan juga di bangun dari mulai atas sampai bawah.

Info dari Korea, bahwa HRD Korea tidak menginginkan test yang di laksanakan di Indonesia di lakukan dengan cara curang. Namun yg terjadi jumlah pendaftar yang cukup besar dan standar nilai kelulusan cukup tinggi, tetapi ada sebagaian mereka lulus dengan kesalahan antara 3-6 dengan tempat atau nomor yang sama. Berarti ini ada penyeragaman jawaban supaya mereka dapat lulus dengan baik walaupun di lakukan dengan curang.

Akibatnya HRD Korea kesulitan dalam memberikan pelayanan penempatan yang jumlahnya membengkak sampai dengan 2 kali peserta sebagai kuaota kerja di korea dari Indonesia. Belum lagi banyaknya peserta dari Indonesia setelah di uji ulang bahasa Korea, Ternyata tidak mampu berbahasa dengan baik. bahkan soal yang telah di ujikan di ujikan kembali hasilnya sangat buruk. Bahkan tak mampu menjawab 1 soalpun yang di ujikan. HRD Korea menginginkan untuk di ulang test EPS TOPIK, Namun BNP2TKI telah melakukan loby ke HRD Korea. Kunjungan Jumhur Hidayat dan Haposan di korea dengan membawa hasil yang tidak memuaskan rakyat dengan mengatakan bahwa BNP2TKI ingin meminta Kuota di Naikkan. Ini Alasan BNP2TKI karena HRD Korea tidak ingin Peserta Kerja dari Indonesia berlebih.

Pernyataan kedua Ketua BNP2TKI , Memberikan pernyataan bahwa TKI Ke Korea akan di biayai negara. Ini sebenarnya karena adanya desakan dari HRD Korea bahwa Test EPS TOPIK yang di selenggarakan di Indonesia akan di lakukan pengulangan sehingga BNP2TKI merasa kesulitan bila HRD Korea betul 2 melakukan pengulangan Test EPS TOPIK yang harus menanggung biaya test ratusan ribu peserta yang mengikuti test EPS TOPIK Bahasa Korea Di Indonesia.

BNP2TKI tidak ingin di permalukan di negeri sendiri dengan alasan yang tidak masuk akal. Dari manakah DANA TKI Korea yang akan di pikul negara.

Ini nampaknya keadaan yang sebenarnya yang ingin di tepis oleh pihak yang bertanggung jawab di Indonesia. Walaupun sampai dengan saat ini, BNP2TKI tidak dapat menjawab apa yang telah terjadi. Yang ada hanya mundur pengumuman sampai dengan waktu yang tidak di tentukan.

Peristiwa ini nampaknya merugikan bangsa sendiri yang nota bone nya adalah tenaga kerja Indonesia yang ingin mencari nafkah di negeri orang.

BNP2TKI sudah tidak lagi profesional dalam mengelola tenaga kerja Indonesia. Badan ini hanya sebagai lembaga negara yang gak pecus menangani TKI. Sehingga ingin di tepis bahwa molornya test bukan tanggung jawab BNP2TKI.

BNP2TKI Harus bertanggung jawab terhadap nasib para TKI di Indonesia. Untuk apa BNP2TKI di bentuk kalau hasilnya hanya mengsengsarakan rakyat. Yang di buru hanya uang dan uang.

Sebagai pejabat tertinggi BNP2TKI bila tidak pecus mengabdi negara maka sebaiknya lebih baik melepas jabatannya. dari pada rakayat marah dan menghakiminya.